Sidoarjo, Kampus Ursulin – Sanmaris, tanggal 22 Desember hari ini dirayakan Peringatan Hari Ibu. Di tahun 2024 ini peringatan tersebut telah menginjak tahun yang ke 96. Tema 'Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045' mengakui peran aktif, perjuangan, dan kontribusi perempuan terhadap bangsa serta bermaksud untuk mendorong solidaritas dan dukungan antar perempuan.
Semangat Sumpah Pemuda di tanggal 28 Oktober 1928 ternyata menggerakkan perkumpulan perempuan untuk menyatukan diri dalam suatu wadah. Mereka kemudian mengadakan Kongres Perempuan Indonesia pertama di Jogja, tepatnya pada 22-25 Desember 1928. Baru pada Kongres Kongres Perempuan Indonesia III yang dilaksanakan di Bandung tahun 1938 ini menyatakan 22 Desember sebagai Hari Ibu. Hal ini juga kemudian dikukuhkan dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1969.
Tema yang diusung tahun ini memberikan inspirasi sekaligus ajakan kepada masyarakat untuk menyokong pemberdayaan perempuan. Ternyata selain tema di atas, ada subtema yang ditentukan yakni Perempuan Bersuara, Berdaya, Peduli dan Berbudaya. Perempuan harus punya keberanian untuk bersuara menyampaikan aspirasi maupun ide demi kemajuan bangsa dan tidak hanya berdaya secara ekonomi, namun juga sosial budaya dan punya kemampuan untuk mengambil peran dalam pengambilan keputusan. Selain itu perempuan juga seyogyanya memiliki kepedulian dalam berbagai isu dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dan wajib mengambil peran untuk memperkuat dan melestarikan budaya bangsa.
Peran Strategis perempuan dalam hal ini yaitu Perempuan sebagai Pendidik Generasi. Mereka adalah ibu dan pendidik utama anak-anak, memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan kemampuan generasi masa depan. Selain itu sebagai penggerak ekonomi, perempuan berkontribusi pada perekonomian negara melalui kewirausahaan, pekerjaan, dan pengelolaan keuangan keluarga. Ditambah lagi perempuan memegang peran penting dalam kepemimpinan politik, sosial, dan budaya. Mereka punya hak dan kemampuan untuk melakukan hal-hal tersebut.
Bukannya tanpa tantangan dan hambatan. Masih ditemuinya stereotip dan diskriminasi gender untuk mencapai kesetaraan, dan sedikitnya akses pendidikan dan pelatihan untuk perempuan adalah hambatan-hambatan yang faktual. Selain itu keterbatasan keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan politik dan ekonomi juga menjadi masalah serius.
Perempuan memiliki peranan penting dalam kemajuan bangsa melalui kontribusi mereka dalam pendidikan, ekonomi, kepemimpinan, dan kesetaraan gender. Meningkatkan kesadaran dan menghargai peran perempuan akan memperkuat kemajuan bangsa.
Nicolaus Henry S.