Sidoarjo, Kampus Ursulin – Sanmaris, siswa-siswi SD Santa Maria diajak oleh Kak Tasya untuk mengenal salah satu bumbu dapur yang sudah tidak lagi asing, yaitu garam. Pagi hari ini tanggal 6 September 2024, mereka juga diajak untuk melakukan eksperimen menentukan apakah garam yang kita konsumsi mengandung zat Iodium atau tidak. Siswa-siswi mengikuti kegiatan tersebut dengan semangat dan penuh antusias.
Garam cap Kapal merupakan pelopor garam beriodium pertama di Indonesia sejak tahun 1978 yang diproduksi oleh PT Susanti Megah. Dalam sejarahnya, PT yang berlokasi di Surabaya tersebut bersama dengan UNIICEF berkampanye untuk memerangi gondok dengan garam beriodium.
Seusai pembukaan, Kak Tasya memberikan beberapa pertanyaan seperti zat apa yang terkandung dalam garam dan apa akibatnya bila tubuh kita kekurangan zat tersebut. Siswa dengan antusias dan berebut menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Kemudian kak Tasya mengajak siswa untuk melakukan eksperimen tentang zat iodium yang terkandung dalam garam. Cara mendeteksi apakah dalam garam ada iodium atau tidak yakni kita bisa mencampurkan tepung dan garam lalu meneteskan jeruk lemon ke campuran tersebut. Bila muncul warna biru maka garam tersebut mengandung iodium, sebaliknya bila tidak maka garamnya tidak mengandung iodium. Siswa-siswi bersemngat untuk melakukan eksperimen tersebut di depan teman-teman yang lain.
Kak Tasya juga memberikan pengetahuan yang berguna tentang garam lho. Bagaimana sih cara yang benar menggunakan garam beriodium pada makanan yang kita masak? Pertama dinginkan terlebih dahulu makanan yang telah selesai diolah. Setelah itu tambahkan garam dan tutup wadah agar kandungan iodiumnya tidak hilang bersama uap makanan. Atau bisa juga menambahkan garam pada makanan langsung saat makan.
Sanmaris, garam beriodium ternyata sangat perlu dikonsumsi oleh tubuh kita. Selain meningkatkan kecerdasan anak, iodium sangat membantu dalam menjaga tingkat hidrasi dan keseimbangan elektrolit agar setiap organ berfungsi dengan baik, menjauhkan dari penyakit gondok, gangguan pendengaran, cebol, dan keterbelakangan mental. Tidak cukup hanya itu, iodium juga akan menjaga kesehatan mata, meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah perkembangan bakteri dalam tubuh.
Namun, ternyata ada batasnya lho bagi tubuh kita untuk mengkonsumsi garam. Bayi usia 0-12 bulan sebaiknya mengkonsumsi garam kurang dari 1 gram. Anak pun punya ukuran tersendiri yakni usia 1-3 tahun (> 2 gram garam), 4-6 tahun (> 3 gram garam) dan 7-10 tahun (> 5 gram garam). Sedangkan anak usia 11 tahun ke atas sebaiknya mengkonsumsi garam kurang dari 6 gram. Bagaimana dengan kategori dewasa? Disarankan oleh Kementrian Kesehatan RI, per orang dewasa per hari mengkonsumsi garam sebanyak 5 gram atau sekitar 1 sendok teh.
Nicolaus Henry S.