Sidoarjo, Kampus Ursulin - Sanmaris, di antara banyak gerakan pembinaan generasi muda, Pramuka menjadi salah satu yang paling lekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Seragam cokelatnya sederhana, namun makna di baliknya begitu kaya: disiplin, tangguh, mandiri, dan siap membantu siapa pun yang membutuhkan. Sejak dini, anggota Pramuka diajak untuk belajar keterampilan hidup—dari mendirikan tenda, menyalakan api unggun, membaca peta, hingga bekerja sama dalam regu. Semua itu bukan sekadar keterampilan teknis, tetapi latihan membentuk hati dan karakter.
Nilai inilah yang sejalan dengan Serviam “Aku akan melayani”. Serviam mengajak kita untuk melihat hidup bukan hanya demi diri sendiri, tetapi untuk orang lain. Dalam Pramuka, setiap kegiatan selalu mengandung semangat itu. Saat membantu kawan yang kesulitan, menolong korban bencana, membersihkan lingkungan, atau mengajar adik-adik tentang tali-temali, seorang Pramuka sedang mempraktikkan Serviam tanpa disadari.
Pramuka melatih kita untuk siap bergerak sebelum diminta, memberi sebelum diminta, dan hadir sebelum dipanggil. Serviam memberi arah: bahwa setiap keterampilan dan kekuatan yang kita miliki adalah alat untuk melayani, bukan sekadar kebanggaan pribadi.
Keduanya sama-sama menuntun kita menjadi manusia yang peka, rendah hati, dan bertindak nyata. Dalam Pramuka, Serviam bukan hanya semboyan—ia hidup di setiap langkah kaki, di setiap simpul tali, dan di setiap uluran tangan yang membantu.
Salam Pramuka, Serviam!
Penulis: Setyo Aji Handoyo, S.T.