Sidoarjo, Kampus Ursulin – Seberapa banyak Sanmaris yang tahu bahwa tanggal 21 Februari yang lalu diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional? Pada tanggal tersebut setiap tahunnya mulai tahun 2005, Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia mengingatkan semua pihak bahwa persoalan sampah harus menjadi perhatian utama dan diiringi dengan sejumlah upaya penanganan dan pengelolaan sampah.
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diinisiasi untuk mengenang peristiwa yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat tepat pada tanggal 21 Februari 2005 lalu. Akibat curah hujan yang tinggi terjadi ledakan gas metana pada tumpukan sampah di TPA tersebut. Akibatnya, 157 jiwa melayang dan dua kampung (Cilumus dan Pojok) tertimbun longsoran sampah.
Di HPSN tahun 2024 ini tema besar yang diambil yakni Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif. Sampah plastik masih terus menjadi persoalan serius baik secara nasional maupun internasional. Tidak hanya di tempat pembuangan akhir, sampah plastik banyak terdapat di berbagai tempat, bahkan di hutan dan lautan.
Sampah plastik sifatnya sulit terurai. Kantong plastik baru bisa terurai sekitar 10 tahun – 500 tahun, sedotan plastik bisa terurai sekitar 20 tahun, gelas plastik terurai sekitar 50 tahun, kemasan sachet plastik membutuhkan 50 tahun – 80 tahun, dan botol plastik terurai sekitar 450 tahun, sedangkan styrofoam malahan tidak bisa terurai oleh lingkungan.
Tak jarang karena sifatnya tersebut, begitu banyak akibat yang ditimbulkan oleh sampah plastik baik bagi manusia, tumbuhan dan hewan. Di tanah, plastik dapat menghalangi peresapan air dan sinar matahari, sehingga mengurangi kesuburan tanah dan dapat menyebabkan banjir. Di lautan, sampah plastik yang berubah menjadi partikel kecil karena terkena sinar matahari (ultraviolet) dimakan oleh ikan dan binatang laut. Di udara, komponen plastik yang bertebaran dapat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Namun di sisi lain, dalam hidup manusia, plastik merupakan salah satu jenis bahan yang paling banyak digunakan. Plastik sangat membantu dan berguna bagi manusia. Bahkan tingkat konsumsi plastik tercatat sangat tinggi di tingkat nasional.
Kemudian, bagaimana kita bisa menghindari sampah plastik? Apakah mungkin kita tidak menggunakan plastik?
Sekali lagi, tidak mungkin kita tidak menggunakan plastik. Yang memungkinkan adalah melakukan gerakan akan dua budaya, yaitu budaya membuat sampah (nyampah) dan budaya mengelola sampah.
Pada budaya nyampah, kita patut memeranginya. Kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan yakni : tidak menggunakan plastik sekali pakai, tidak membeli banyak barang yang tidak teratur dan tidak dibutuhkan), tidak menghabiskan makanan, tidak membeli makanan/minuman menggunakan sterofoam/sedotan, menggunakan kertas dengan bijaksana, dll.
Sedangkan budaya mengelola sampah perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkelanjutan (tidak berhenti) dengan cara : mengumpulkan sampah organik untuk dibuat pupuk, membuat eco enzyme, mengumpulkan plastik untuk dibuat kerajinan, menggunakan wadah bekas barang atau makanan untuk dipakai kembali sebagai wadah barang lain, dll.
SD Santa Maria Sidoarjo tidak ketinggalan untuk ikut merayakan HPSN 2024. Beberapa kegiatan dilaksanakan di tanggal 22 dan 23 Februari 2024. Di tanggal 22 tersebut siswa-siswi kelas 1 – 4 berjalan beriringan dari sekolah sampai di dekat Perumahan Citra Fajar Golf dan melakukan operasi semut. Sedangkan kakak-kakak kelas 5-6 membuat video mengenai operasi semut yang dilakukan adik kelas, serta refleksi mereka akan pelaksanaan pengelolaan sampah di sekolah. Berlanjut di hari berikutnya, seluruh siswa diajak untuk melakukan literasi tentang HPSN. Mereka menyaksikan video peristiwa Leuwigajah, mengidentifikasi budaya nyampah dan mengelola sampah dan akhirnya diajak untuk membuat komitmen / niat serta rencana untuk dilakukan dan menyampaikannya di depan kelas.
Sanmaris, bagaimana cara Anda peduli dengan sampah plastik?
Penulis : Nicolaus Henry