Sidoarjo, Kampus Ursulin - Sanmaris, suasana pendopo SD Sanmar Sidoarjo hari itu dipenuhi warna dan tawa. Siswa kelas 2 tampak sibuk dengan kuas dan cat air yang dibuat dari perwarna makanan, menciptakan karya seni rupa bertema lingkungan menggunakan teknik percik. Kegiatan ini menjadi bagian dari pembelajaran tematik yang menggabungkan kegiatan seni dengan kepedulian lingkungan alam sekitar.
Saat kertas gambar terbentang di atas koran dan apron pelindung sudah terpakai di badan, anak-anak tampak antusias memercikkan cat ke atas kertas dengan cara : menggunakan kuas, sikat gigi, dan sisir Dari tangan-tangan mungil mereka, lahirlah gambar-gambar unik seperti pohon, sungai, bunga, hewan, dan langit yang bersih.
“Ini gambar bungaku, bagus kan? Aku pakai warna merah hijau dan kuning agar kelihatan segar," ujar Robet, salah satu siswa, sambil tersenyum bangga menunjukkan hasil karyanya.
Berkesenian menggunakan teknik percik tidak hanya menyenangkan bagi anak-anak, tetapi juga melatih motorik halus, kreatifitas, dan ekspresi diri mereka. “Melalui kegiatan ini, anak-anak bisa mengungkapkan kepedulian terhadap lingkungan dengan cara yang bebas dan artistik", jelas guru kelas 2.
Tema lingkungan dipilih, agar sejak dini siswa memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga alam. Sebelum mulai berkarya, meraka juga diajak berdiskusi tentang apa saja yang bisa dilakukan untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan.
Hasil karya siswa dipajang di papan mading luar kelas dan di dalam kelas sebagai bentuk apresiasi. Beberapa siswa bahkan menjelaskan gambar mereka kepada orang tua saat jam pulang sekolah. Hal ini mendorong kepercayaan diri dan kemampuan komunikasi siswa.
Kegiatan seni rupa dengan teknik percik menunjukkan bahwa belajar bisa dikemas dengan cara yang menyenangkan dan bermakna. Dengan menggabungkan seni dan nilai cinta lingkungan, siswa belajar bukan hanya menggunakan tangan, tetapi juga mengolah hati.
Penulis : Esti Yuliana, S.Pd.