Dalam rangka mengimplementasikan kurikulum merdeka di sekolah, siswa dan guru kelas 1 menggelar proyek P5 dengan tujuan akhir membuat produk batik eco-print. Siswa dan guru tidak menemui kesulitan dalam mencari bahan baku proyek karena di sekolah Santa Maria terdapat dedaunan dan bunga yang sangat kaya.
P5 atau Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah upaya untuk mewujudkan Pelajar Pancasila yang mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Dengan melaksanakan kegiatan pembuatan batik ecoprint, karakter siswa akan terbentuk diantaranya mampu bekerjasama dalam kelompok, kreatif dalam membuat pola batik dan berdaya juang tinggi menyelesaikan proyek sampai akhir.
Kelas 1 yang terdiri dari 55 siswa membutuhkan waktu 3 pekan untuk menyelesaikan proyek P5 ini. Pada tahap pertama, siswa dikenalkan dengan batik Sidoarjo yang berciri khas motif daun dan bunga. Selama proses pengenalan batik Sidoarjo ini, siswa diajak melihat tayangan video sentra pembuatan batik di daerah Jetis, Sidoarjo. Tidak hanya melihat video, siswa diajak juga untuk melihat contoh batik asli Sidoarjo. Masih di tahap yang sama, siswa diajak untuk melihat video proses pembuatan batik ecoprint di sebuah akun media sosial. Mereka menuliskan informasi secara sederhana tentang proses pembuatan batik ecoprint dan bahan apa saja yang dibutuhkan.
Setelah mengamati proses persiapan dan pembuatan batik, di tahap kedua, siswa diminta untuk mencari daun-daun dan bunga di kebun sekitar sekolah yang akan digunakan dalam pembuatan batik ecoprint. Karena tidak semua tanaman yang ada di sekitar sekolah bisa digunakan sebagai bahan membuat batik ecoprint ini, siswa diajak juga untuk mencermati dan memilih tanaman yang sesuai. Secara bergantian siswa diajak memetik daun atau bunga yang ada di kebun belakang, samping, maupun di depan lapangan kampus Santa Maria Sidoarjo. Kemudian siswa merendam daun / bunga tersebut di air cuka, agar warna yang dihasilkan semakin maksimal. Waktu perendaman kurang lebih selama satu hari.
Pada hari berikutnya, siswa menata daun dan bunga yang sudah selesai direndam tersebut di atas kain dengan ukuran 1m x 1m. Siswa menata daun dan bunga sesuai kreatifitas kelompok masing-masing. “ Wow, bagus dan aku tidak sabar melihat hasilnya” kata beberapa anak sambil menata daun dan bunga di kain yang disediakan.
Setelah proses penataan daun selesai, siswa dibantu guru melipat kain tersebut dan kemudian melakukan kegiatan mengukus di dapur sekolah. Proses pengukusan membutuhkan waktu sekitar tiga jam. Banyak siswa yang tidak sabar melihat hasilnya.
Tiga jam berikutnya, siswa diajak membuka kain secara bersama-sama dalam kelompoknya. Hasil yang didapatkan cukup memuaskan, meskipun ada kelompok yang hasil batiknya yang kurang sempurna. Mereka sangat senang dan puas dengan kegiatan yang dilakukan kali ini. “ Besok kapan-kapan kita buat lagi ya, Bu” kata mereka.
Mardiati, S.PdSD.